Baru-baru ini, Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat memberikan perkembangan terbaru, untuk meningkatkan keamanan negara. Melansir dari The Associated Press, NSA akan memulai pusat keamanan dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI). Perkembangan ini adalah misi penting bagi NSA, yang melihat semakin banyaknya kemampuan AI diperoleh, hingga diintegrasikan ke dalam sistem pertahanan dan intelijen AS. Jenderal Angkatan Darat, Paul Nakasone mengatakan, pusat tersebut akan dimasukkan ke dalam Pusat Kolaborasi Keamanan Siber NSA, dan akan bekerja dengan industri swasta serta mitra internasional. Upaya ini dilakukan untuk memperkuat basis industri pertahanan AS terhadap ancaman dari musuh, di antaranya China dan Rusia.
Ia melanjutkan, upaya kedua negara tersebut untuk mempengaruhi proses pemilihan umum Presiden di AS untuk tahun depan, belum terlihat sama sekali. Nakasone mencatat, bakal ada sejumlah pemilu yang diadakan di seluruh negara, sebelum dilangsungkan. Meskipun belum dilaksanakannya pemilu, AS akan bekerjasama dengan mitra atau sekutunya, untuk menghalangi upaya semacam itu.
Sebaliknya dalam beberapa bulan lalu, China telah meningkatkan operasi sibernya yang berfokus kepada AS serta lembaga-lembaga sekutunya, dan mencakup malware yang dirancang untuk mengganggu komunikasi militer. Imbas dari kejadian itu, AS dan Jepang memberi peringatan yang menyebutkan bahwa peretas China menargetkan apapun. Mulai dari pemerintah, telekomunikasi, hingga entitas yang mendukung militer mereka. Nakasone menilai, penggunaan AI untuk mengotomatiskan analisis vektor ancaman dan peringatan bahaya, sudah diterapkan militer AS.