Awas, Hoaks Bermuatan AI Marak saat Aksi Demo

Gelombang demonstrasi yang berlangsung sejak Kamis (28/8) diwarnai maraknya hoaks di media sosial. Informasi palsu soal kerusuhan, penjarahan, hingga represi aparat kian memperkeruh situasi dan memicu eskalasi kekerasan. Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) mencatat, hoaks yang beredar semakin masif, baik di media sosial maupun aplikasi perpesanan. Contohnya, video kerusuhan di Baghdad yang diklaim terjadi di Jakarta, hingga kabar bohong tentang penjarahan di Gedung DPR dan Mal Atrium Senen.

Lebih mengkhawatirkan, sejumlah hoaks kini menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) berupa deepfake sehingga sulit dibedakan dengan fakta. Mafindo mendukung aksi demonstrasi sebagai bagian dari kebebasan berpendapat dalam demokrasi. Namun, ia menolak segala bentuk kekerasan, baik oleh demonstran maupun aparat.

Demonstrasi kini juga berlangsung di ruang digital melalui digital activism. Banyak warganet melakukan live report lewat media sosial, melengkapi liputan media arus utama. Mafindo menolak pembatasan live report karena melanggar hak berekspresi dan hak publik atas informasi. Meski begitu, ia mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap banjir informasi di ruang digital yang sarat misinformasi, disinformasi, malinformasi, hingga ujaran kebencian.

Search