AS Soroti Bea Cukai hingga Pajak RI, Sri Mulyani Buka Suara

Pemerintah Indonesia ditegaskan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sedang berupaya meningkatkan impor komoditas strategis dari Amerika Serikat, termasuk LNG, minyak, serta produk pertanian seperti gandum, kedelai, dan jagung. Dalam wawancara bersama CNBC International, disampaikan bahwa berbagai hambatan perdagangan dan non-perdagangan terus dievaluasi untuk menciptakan iklim perdagangan yang lebih terbuka dan efisien. Tarif impor Indonesia dinyatakan sebagian besar rendah, namun tetap akan dievaluasi untuk melihat potensi perbaikan. Hambatan non-tarif seperti proses bea cukai, penilaian, perpajakan, dan karantina produk pertanian juga diakui menjadi perhatian serius. Upaya ini dilakukan sebagai bagian dari negosiasi perdagangan setelah diberlakukannya tarif resiprokal oleh Amerika Serikat.

Selain itu, kebutuhan energi dalam negeri yang belum dapat dipenuhi produksi nasional diungkapkan membuka peluang impor LNG dari Amerika Serikat. Pentingnya produk pertanian AS dalam mendukung ketahanan pangan Indonesia juga ditegaskan, dengan peluang mempersempit kesenjangan impor. Produk-produk seperti gandum dan kedelai disebut memiliki kontribusi signifikan terhadap konsumsi nasional. Pemerintah Indonesia dikatakan siap memperluas kerja sama untuk memasok produk-produk tersebut dari AS, termasuk potensi impor komoditas manufaktur. Semua langkah ini diarahkan untuk memperbaiki neraca perdagangan Indonesia-AS di tengah tekanan global.

Search