Apindo Ungkap Lebih dari 50% Perusahaan Kurangi Tenaga Kerja-Tunda Ekspansi

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai keadaan geopolitik saat ini membuat banyak perusahaan di Indonesia menahan ekspansi dan menghentikan proses rekrutmen. Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, mengungkapkan bahwa berdasarkan survei yang dirilis oleh pihaknya, lebih dari 50 persen perusahaan yang merupakan responden menyatakan telah mengurangi jumlah tenaga kerja, dan sebagian besar masih berencana melakukan pengurangan lanjutan dalam waktu dekat.

Ia juga mengungkapkan bahwa rendahnya produktivitas dalam negeri saat ini menjadi isu krusial. Indonesia disebut sebagai salah satu negara dengan produktivitas tenaga kerja terendah di ASEAN, yakni hanya USD 23,57 ribu per pekerja, lebih rendah dari rata-rata kawasan yang mencapai USD 24,27 ribu. Shinta menekankan pentingnya peningkatan literasi digital, pelatihan vokasi (vocational upscaling), dan pembenahan ekosistem pendidikan agar selaras dengan kebutuhan industri.

Ia kembali mengingatkan beberapa faktor pendorong PHK dalam negeri, seperti aktivitas manufaktur Indonesia terus mengalami tekanan, pelemahan yang terlihat pada kinerja ekspor yang turun 7,53 persen pada kuartal pertama 2025, serta tantangan struktural yang makin terasa. kemudian, kelas menengah yang selama ini menjadi motor konsumsi nasional juga menyusut. Shinta memaparkan terjadi penurunan hingga 9,5 juta orang dalam lima tahun terakhir, mengindikasikan tekanan terhadap segmen ekonomi yang selama ini menopang pertumbuhan. Di sisi produksi, pelaku industri dibebani kenaikan harga energi, bahan baku, serta fluktuasi nilai tukar impor. Biaya tenaga kerja pun meningkat, tetapi belum dibarengi peningkatan produktivitas yang memadai.

Search