Pejuang Houthi di Yaman mengancam akan membom infrastruktur penting di Arab Saudi jika membantu Israel dan negara-negara Barat terkait eskalasi konflik beberapa hari terkahir ini. Majelis Ulama Indonesia (MUI) melihat ancaman Houthi tersebut adalah reaksi membela Palestina yang sedang dijajah dan dimusnahkan secara brutal oleh zionis Israel dan sekutunya. Prof Sudarnoto mengatakan, ekspektasi masyarakat internasional terhadap Arab Saudi, UEA dan negara-negara lain yang telah melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel adalah meninjau ulang keputusan tersebut. Masyarakat internasional berharap Arab Saudi, UEA dan negara-negara lainnya bangkit membela Palestina.
Akan tetapi, menurut Prof Sudarnoto, Israel yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) selalu berusaha untuk meyakinkan Arab Saudi supaya memberikan dukungan kepada Israel. MUI menilai Arab Saudi tidak perlu mendukung Israel. Prof Sudarnoto mengatakan, jangan sampai Arab Saudi tergoda oleh tawaran AS dan memberikan dukungan kepada Israel. Jadi pernyataan berupa ancaman dari Houthi untuk Arab Saudi itu hanya reaksi. Menurutnya, diperkirakan artinya Houthi mengimbau Arab Saudi agar jangan memberikan dukungan kepada Israel. Namun karena Houthi karakternya keras jadi pesannya memakai ancaman.
Sebelumnya, diberitakan Arab News pada Senin (6/5/2024), Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi, Pangeran Faisal Bin Farhan menegaskan kembali dukungan Kerajaan Arab Saudi untuk gencatan senjata segera dan selamanya di Gaza, Palestina. Bukan hanya itu, Arab Saudi juga menuntut untuk koridor kemanusiaan yang aman, pemenuhan hak-hak sah warga Palestina, termasuk hak mereka untuk menentukan nasib sendiri dan negara merdeka. Pangeran Faisal yang menjadi pembicara pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Islam ke-15 di Banjul, Gambia, juga menyerukan restrukturisasi, pengembangan, dan reformasi Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk mengatasi tantangan regional dan internasional.