Anak SD Sudah Terlibat Judi Online, Begini Kata Satgas Remaja IDAI

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap bahwa saat ini marak dilakukan judi online di mana pelakunya termasuk melibatkan anak sekolah dasar (SD). Dr Rodman Tarigan SpA(K) MKes, Ketua Satgas Remaja IDAI, menanggapi terkait bagaimana peranan keluarga sampai anaknya bisa terlibat judi online. Menurut dia, tentu pasti ada yang terputus antara hubungan anak dengan keluarga. “Sehingga anak tersebut terpengaruh lingkungan, yang paling pengaruh itu ada lingkungan, genetik, ya itu ternyata sangat berpengaruh pada temaja. Kasusnya di sini persn keluarga harus kita tekankan,” kata Dr Rodman dalam pertemuan zoom, Senin (28/8/2023).

Dr Rodman menjelaskan bagaimana agar remaja tumbuh berkualitas, jangan sampai masuk dan terlibat tawuran, kekerasan, perundungan. Seharusnya usia SD adalah masanya anak bersekolah. Orang tua disarankan selalu mendampingi anak ketika bermedia sosial. Orang tua harus bisa menjadi pendamping dan tempat curhat yang nyaman untuk anak. Saat ini ada ada 42,5 juta usia remaja di Indonesia. Tentu ini adalah populasi yang sangat tinggi.

Indonesia memerlukan SDM, termasuk para remaja yang sehat fisik maupun mental. Jika ada masalah kesehatan mental, depresi, tindakan anti sosial, seperti tawuran, kekerasan dan mencuri, itu akan memberikan dampak tidak baik kepada anak. Kapan orang tua perlu waspada? Dr Rodman menjelaskan sebetulnya ada panduan secara garis besar ketika sudah oerlu curiga jika remaja mengalami masalah. Pertama, misalnya, ketika sikap hangat dan cerita tiba-tiba berubah menjadi menarik diri. Atau sering mengeluh sakit, seperti sakit kepala atau yang lainnya. “Kita ada layanan dari mulai Puskesmas khusus remaja dan dicover BPJS, nanti dilanjutkan apakah perlu psikolog atau psikiater,” ujar dia menambahkan.

Search