Alasan Sekolah Militer bagi Siswa ‘Nakal’ Harus Dilakukan

Pemerintah Jawa Barat mengungkapkan alasan mengapa pendidikan karakter Gapura Panca Waluya perlu dilakukan. Pertama, pemerintah Jawa Barat menilai sekarang ini nilai-nilai moral dan religi yang membentuk karakter siswa semakin tergerus.  Kedua, adanya tren kekerasan terhadap anak-anak di bawah umur yang cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya. Demikian disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat, dr Siska Gerfianti. 

Siska menyebut bahwa kasus kekerasan seksual juga banyak dialami para remaja. Siska dalam acara Media Talk di Kantor Kementerian PPPA, Jakarta, Kamis (8/5/2025) menyampaikan jumlah kenakalan remaja 2020 sekitar 12.345 kasus, 2021 sebanyak 11.567 kasus, dan 2022 sebesar 10.890 kasus. Data itu bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) serta Open Data Jawa Barat yang disampaikan oleh Disdik Provinsi. 

Siska pun merinci jenis kenakalan remaja yang kerap terjadi antar siswa. Yakni tawuran antar sekolah (35%), penyalahgunaan narkoba (25%), pergaulan bebas (20%) dan tindak kriminal (20%).  Siska mengatakan, kenakalan remaja yang tidak ditangani secara serius akan berdampak pada generasi muda di masa mendatang dan stabilitas sosial. Dia juga menekankan pentingnya pendekatan yang komprehensif termasuk penerapan kebijakan yang lebih efektif.  Maka itu, diperlukan langkah taktis yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik untuk melatih nilai integritas dan ketarunaan. Dengan demikian pelatihan barak seperti Gapura Panca Waluya ini bermaksud membuka semangat ketarunaan dan menanamkan nilai-nilai bela negara. 

Search