Pusat Pelaporan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) menyebut perwira menengah Polda Sumatera Utara AKBP Achiruddin Hasibuan memiliki transaksi tak wajar. Transaksi janggal itu bahkan sudah terjadi sebelum kasus penganiayaan yang melibatkan anak Achiruddin, Aditya Hasibuan. Achiruddin menjadi sorotan setelah video penganiayaan oleh putranya terhadap seorang mahasiswa bernama Ken Admiral beredar di internet. Achiruddin diduga ikut terlibat dalam penganiayaan itu dengan mengancam sambil membawa senjata laras panjang. Belakangan, harta kekayaan Achiruddin menjadi sorotan. Dia disebut memiliki gaya hidup mewah dan belakangan dicurigai terlibat dalam pencucian uang. Berikut fakta-fakta terbaru terkait AKBP Achiruddin Hasibuan:
Achiruddin melalui akun Instagram pribadinya (@achiruddinhasibuan) diketahui sering memamerkan gaya hidup mewah dengan berbagai jenis kendaraan. Misalnya, foto Achiruddin sedang mengendarai motor gede atau moge Harley Davidson Street Glide bersama teman-temannya menjadi sorotan. Motor besar buatan Amerika Serikat itu disebut memiliki harga hingga Rp 1 miliar untuk keluaran terbaru. Padahal, AKBP Achiruddin hanya melaporkan alat transportasi berupa Toyota Fortuner 2006 senilai Rp 370.000.000 dari hasil sendiri. Lalu, kas dan setara kas sebesar Rp 51.218.644. Achiruddin tidak memiliki hutang. Dengan demikian total harga kekayaannya sebesar Rp 467.548.644. Jadi di dalam LHKPN miliknya, AKBP Achiruddin tidak mendaftarkan moge yang ia tunggangi tersebut.
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengatakan pihaknya sudah mencurigai AKBP Achiruddin sejak lama. Bahkan, kata dia, kecurigaan itu sudah timbul sejak sebelum viral video penganiayaan tersebut. Puluhan penyidik Direktorat Kriminal Khusus Polda Sumatera Utara bersama pihak Pertamina dan Kepala Lingkungan serta Lurah Helvetia Timur, Kota Medan, menggeledah sebuah tempat yang diduga gudang tempat penyimpanan Bahan Bakar Minyak (BBM), Kamis, 27 April 2023. Lokasi gudang tak jauh dari kediaman AKBP Achiruddin Hasibuan. Kepala Subdit IV Tindak Pidana Tertentu Krimsus Polda Sumut Komisaris Jerico mengatakan pihaknya bersama Pertamina melakukan pengecekan kedalam gudang. Sebabnya, kata dia, beredar informasi masyarakat gudang tersebut tempat penyimpanan BBM Ilegal.