Kecerdasan buatan (AI) kini berpotensi dikembangkan untuk memudahkan manusia dalam memahami emosi hingga membuka jalur untuk berkomunikasi dari hewan. Hal yang memotivasi penelitian itu adalah karena AI telah terbukti mampu mengurai bahasa manusia purba. Hal ini pun mendorong para ilmuwan untuk membawa pengem bangan AI ke ranah komunikasi yang lebih jauh lagi, yakni ke dunia binatang. Terlebih, pada 2017, sejumlah peneliti juga berhasil meng identifikasi komunikasi yang dilakukan hewan primata bernama marmoset.
Diperkirakan AI baru bisa berperan dalam membantu komunikasi dengan hewan dalam sepuluh tahun ke depan. Dibutuhkan waktu yang cukup lama mengingat proses untuk memahami komunikasi yang dilakukan oleh hewan sangatlah rumit. Terlebih, hewan memiliki pola komunikasi yang sangat jauh berbeda dengan manusia.
Pendalaman potensi AI dalam menerjemahkan bahasa hewan juga melibatkan mesin belajar atau machine learning (ML). Artinya, kemungkinan nantinya teknologi ini akan sama konsepnya dengan Google Translate yang saat ini telah mampu menerjemahkan banyak bahasa manusia dari berbagai negara. Dengan mesin belajar, diperlukan data set yang banyak, sebagai bahan bagi mesin untuk dapat terus meng-upgrade kemampuannya.