Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Muhammad Luthfi Ali Yahya (Habib Luthfi), didampingi oleh Hasbullah Ahmad, Sekretaris Anggota Wantimpres memberikan ceramah kebangsaan di Polda Jawa Timur, Rabu (04/09/2024). Acara yang dikemas dalam bentuk Jawa Timur Bersholawat dan Doa Bersama tersebut dihadiri oleh Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Drs. Imam Sugianto, M.Si, Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono, Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah), Forkopimda dan para pejabat utama Polda Jatim, serta para tokoh agama Jawa Timur.
Pada bagian tausyiahnya, Habib Luthfi memberikan ilustrasi bahwa mencintai tanah air ibarat zakat yang diwajibkan bagi orang yang mampu. Substansi zakat sesungguhnya adalah sebuah kehormatan dan amanat yang diberikan oleh Allah SWT bagi orang yang bisa berzakat. Semakin baik kondisi ekonomi seorang pemberi zakat maka jumlah zakatnya akan semakin besar, sebaliknya apabila kondisi ekonomi pemberi zakat terganggu maka jumlah zakatnya akan berkurang. Begitupun halnya dengan tanah air. Tanah air adalah titipan Allah SWT dan mencintainya adalah bagian dari keimanan (hubbul wathan minal iman). Semakin kita mencintai dan merawat tanah air kita maka Allah SWT akan terus menambah keberkahan bagi bangsa ini. Namun sebaliknya apabila nasionalisme kita luntur maka bangsa ini akan mudah dipecah belah dan keberkahan akan hilang.
Menutup ceramahnya, Habib Luthfi mengingatkan seluruh yang hadir agar jangan pernah melupakan sejarah. Para sahabat utama nabi (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali) seluruhnya mati terbunuh. Sayidina Umar RA dibunuh oleh anak umur 13 tahun, mirip dengan yang menimpa Sultan Trenggono (Raja Demak, 1521-1546) yang juga dibunuh oleh anak umur 13 tahun. Diantara semua itu, pembunuh Sayidina Ali jauh ”lebih hebat” lagi karena seorang penghafal qur’an, gemar puasa senin-kamis, rajin tahajud dan melakoni sunnah nabi. Inilah peringatan bagi kita semua agar jangan sampai republik ini hancur karena ulah kita sendiri sebagai bangsa yang relijius. Sejarah akan selalu berulang dan kita harus waspada atas seluruh fenomena yang memungkinkan bangsa ini terbelah.