Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Muhammad Luthfi Ali Yahya (Habib Luthfi) didampingi Sekretaris Anggota Wantimpres Hasbullah Ahmad, memberikan ceramah kebangsaan di Peralatan Daerah Militer (Paldam) Kodam IV/Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (31/07/24). Kegiatan ceramah kebangsaan dan doa bersama ini adalah puncak acara dari rangkaian kegiatan HUT Pusat Peralatan Angkatan Darat (Palad) ke 78. Sebagaimana diketahui, Palad adalah Badan Pelaksana TNI AD yang bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi peralatan militer.
Dalam ceramahnya, Habib Luthfi menengarai telah terjadi fenomena melunturnya sikap nasionalisme bangsa Indonesia khususnya di kalangan generasi muda. Fenomena yang paling mudah dilihat adalah pada saat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Banyak anak muda yang bersikap kurang khidmat bahkan acuh tak acuh saat lagu Indonesia Raya dikumandangkan. Fenomena ini sesungguhnya adalah cerminan dari rasa kurang menghargai jasa para pendahulu, para leluhur yang telah berkorban demi berdirinya negara ini. Apabila generasi muda mampu memahami makna penggalan syair “jadi pandu ibuku” dalam lagu Indonesia Raya maka akan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk menjadi patriot di garda terdepan demi membela dan mempertahankan NKRI.
Habib Luthfi menegaskan bahwa kekayaan bangsa Indonesia yang terkenal sejak dahulu sesungguhnya bukan semata-mata kekayaan sumber daya alam sebagai pemberian dari Allah SWT saja, yang justru menggoda datangnya bangsa penjajah. Ada kekayaan lainnya yang “tak terlihat” yaitu banyaknya para Wali Allah di bumi nusantara ini yang menyatu dalam kekayaan sejarah sejak masa kerajaan hingga saat ini. Para Wali Allah itulah yang kendatipun telah wafat ratusan tahun lalu menjadi benteng pertahanan nasional kita. Para kekasih Allah itu telah mengajarkan kita banyak hal mulai dari makna toleransi, demokrasi bahkan hingga saat ini makamnya masih dikunjungi umat sehingga mampu menggerakan ekonomi masyarakat sekitarnya.
Turut hadir pada acara tersebut Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Deddy Suryadi, para pejabat utama Kodam IV/Diponegoro, Kapaldam IV/Diponegoro Kolonel TNI Ahmad Ramin, para ulama, habaib dan para prajurit Paldam IV/Diponegoro.