Dewan Pertimbangan Presiden

DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN

Maulid Nabi Muhammad SAW di Pemalang

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Muhammad Luthfi Ali Yahya (Habib Luthfi) didampingi Hasbullah Ahmad Sekretaris Anggota Wantimpres, menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada hari Minggu (04/02/24) di Desa Moga, Pemalang, Jawa Tengah. Kegiatan ini merupakan puncak dari rangkaian acara Maulid Nabi Muhammad SAW setelah sebelumnya dilaksanakan berbagai kegiatan diantaranya Kirab Merah Putih dan Sunatan Massal.

Dalam tausyiahnya Habib Luthfi menekankan pentingnya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bagi bangsa Indonesia. Allah SWT dalam Alquran memanggil Nabi Muhammad SAW dengan menyebut pangkatnya, tidak langsung namanya, sebagai bentuk penghormatan terhadap kekasihNya. Pada setiap peringatan Maulid Nabi SAW, kendatipun terkadang seorang ulama usianya lebih tua dari pejabat yang hadir tetapi dalam setiap sambutan selalu memanggil dengan menyebut jabatannya sebagai bentuk penghormatan. Inilah salah satu pelajaran akhlak yang sangat penting.

Sebagai umatnya kita harus menemukan cara untuk menghormati dan menyenangkan Rasulullah SAW, termasuk para pewarisnya, para ulama dan pejuang bangsa. Rasulullah sendiri bangga terhadap bangsanya. Pentingnya peringatan maulid adalah untuk mengingat dan memahami sejarah Rasulullah SAW termasuk mengenang para orang-orang saleh, leluhur pendiri bangsa. Dengan cara itu kita mampu merawat nasionalisme, kecintaan terhadap bangsa. Itulah mengapa peringatan Maulid Nabi SAW selalu relevan diperingati. Pada setiap peringatan maulid Nabi SAW selalu didahului dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Inilah ijtihad para ulama NU mengkombinasikan Keislaman dengan KeIndonesiaan.

Habib Luthfi menegaskan bahwa peringatan maulid bermakna luas bukan sekedar ritual semata. Dari peringatan Maulid Nabi SAW kita belajar memiliki rasa malu yang dalam Islam adalah bagian dari keimanan. Dengan maulid kita diamanatkan untuk saling mengenal sesama anak bangsa yang beragam suku, etnis dan agama. Dengan cara itu kita mengerti arti kebhinekaan, toleransi, tenggang rasa sehingga muncul keinginan kuat untuk merawat kebangsaan, persatuan dan kesatuan bangsa, pungkasnya.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Bupati Pemalang, Pejabat TNI/Polri, Forkopimda, para Ulama se-Kabupaten Pemalang dan sekitarnya.

Search