Dewan Pertimbangan Presiden

DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN

Habib Luthfi Menghadiri Sidang Komisi C Muktamar Sufi Internasional

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Muhammad Luthfi Ali Yahya (Habib Luthfi) yang juga Presiden Forum Ulama Sufi Dunia (World Sufi Assembly) didampingi Sekretaris Anggota Wantimpres, Hasbullah Ahmad menghadiri Sidang Komisi C Muktamar Sufi Internasional yang berlangsung di Gedung Aswaja Kota Pekalongan, Rabu (30/08). Tema yang diusung pada sidang komisi adalah “Penguatan Pertahanan dan Keamanan dalam Menangkal Radikalisme dan Terorisme” dengan menghadirkan narasumber: Dr. Amar Al Jilani dari Palestina, Syekh Yasir dari Palestina, Kolonel (L) TNI Maulana Ahmad dari Kemhan dan Ustad Anas dari Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren).

Dr. Amar Al Jilani, Imam Besar Masjid Al Aqso Palestina sekaligus juga keturunan Syekh Abdul Qadir Al Jilani, menjelaskan bahwa ajaran tasawuf hanya untuk orang-orang yang berilmu karena syarat menjadi seorang sufi adalah menguasai Al-Quran dan Hadits. Menurutnya ajaran tasawuf adalah upaya untuk mendekatkan diri pada Allah SWT dengan menjalankan perintah-Nya termasuk mengabdi pada masyarakat dan terlibat aktif dalam usaha-usaha meningkatkan ekonomi masyarakat. Dr. Amar menegaskan kelebihan Indonesia dibandingkan negara-negara lainnya adalah Indonesia memiliki Pancasila yang mengayomi seluruh keberagaman dan perbedaan yang ada. Spirit Pancasila sangat sarat dengan nilai-nilai dan ajaran sufisme.

Sementara itu Syekh Yasir menekankan bahwa sebuah negara akan tenang dan damai apabila memiliki pemahaman agama yang benar. Maka menjadi kewajiban para ulama untuk menyebarkan ajaran Rasulullah SAW yang penuh cinta sekaligus melawan dan menangkal penyebaran paham kaum Khawarij, yang kerap merasa paling benar.

Kolonel Maulana Ahmad memberikan pencerahan sekaligus menjawab pertanyaan para peserta seputar isu terkini terkait judi online, maraknya peredaran narkoba, KKB di Papua dan kesempatan melibatkan santri untuk mengisi posisi di pemerintahan. Sedangkan Ustad Anas memberikan gambaran mengenai best practice yang telah dilakukan oleh Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur.

Pada bagian penutup sidang komisi C, Habib Luthfi mengingatkan agar dunia tarekat dan kaum sufi harus terus menerus membantu pemerintah termasuk di bidang ekonomi. Kaum Nahdliyin harus berani menawarkan dan menyumbangkan konsep-konsep pembangunan. Pesantren harus memaksimalkan pemanfaatan lahan agar produktif guna memperkokoh ketahanan pangan. Habib Luthfi secara tegas menyampaikan agar kita tidak terjebak pada diskursus yang tidak produktif, mempersoalkan hal-hal yang bersifat khilafiyah, mendiskusikan apakah Wali Songo keturunan Rasulullah atau bukan. “Hal itu hanya akan membuat kita jalan di tempat dan pada akhirnya membuat pertahanan nasional menjadi keropos”, pungkas Anggota Wantimpres Bidang Hankam tersebut.

Para peserta yang hadir selain para pengurus Jamiyah Ahli Thoriqoh al Mutabaroh An Nahdliyah (JATMAN) se Indonesia juga para santri yang mengikutinya dengan sangat antusias.

Search