Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Muhammad Luthfi Ali Yahya (Habib Luthfi) didampingi Hasbullah Ahmad, Sekretaris Anggota Wantimpres, memimpin kegiatan Dzikir dan Pengajian Kliwonan di Kanzus Sholawat, kota Pekalongan, Jawa Tengah pada hari Jumat (28/7/23). Pengajian Kliwonan yang berlangsung kali ini jatuh pada tanggal 10 Muharram 1445 H dimana secara tradisi di Indonesia dirayakan sebagai Hari Raya Anak Yatim. Pada tanggal 10 Muharram (hari Asyura) selain disunnahkan berpuasa juga dianjurkan memberikan santunan kepada anak-anak yatim sebagaimana tertuang dalam sebuah hadits dalam kitab Tanbihul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiyaa-I wal Mursalin: “Barangsiapa berpuasa pada hari Asyura (tanggal 10 Muharram), niscaya Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan 10.000 pahala syuhada. Dan barangsiapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya”
Dalam tausyiahnya, Habib Luthfi menyampaikan pandangan zuhud (mengalihkan kesenangan dari sesuatu kepada sesuatu yang lebih baik) diantara para ahli tasawuf tentang Roja’ yaitu sebuah sikap pengharapan atas rahmat Allah SWT secara mutlak baik disertai ketaatan ataupun tidak. Namun, Roja hanya akan sempurna apabila disertai dengan ketaatan hanya kepada Allah SWT.
Dijelaskannya bahwa roja’ ada tiga tingkatan. Roja’ tingkat pertama adalah roja’nya orang awam, yang lebih mementingkan harapan hanya kepada Allah SWT. Dzikir yang selalu kita lantunkan dimaksudkan untuk menepis seluruh pengharapan kecuali kepada Allah SWT. Tingkatan kedua adalah roja’nya orang khauf yang tauhidnya lebih mantap, tidak takut kehilangan harta, keluarga tetapi hanya takut kehilangan Allah SWT. Amalnya tidak takut tidak diganjar pahala melainkan ridho Allah SWT. Yang memasukkan ke surga bukanlah ibadah kita tetapi rahmat Allah SWT. Ibadah hanyalah perantara saja. Roja’ tertinggi adalah roja’nya para Auliya (Kekasih Allah SWT) yang sangat takut hidupnya tidak berakhir dengan akhiran yang baik (husnul khotimah). Itulah sebaik-baiknya roja’, para Wali Allah hanya takut apabila meninggalkan dunia ini dan menghadap Allah SWT dalah keadaan Suul Khotimah, sebuah kematian yang buruk bagi seorang muslim.
Menutup tausyiahnya, Habib Luthfi mengingatkan pentingnya mengingat dan berharap rahmat Allah SWT pada setiap kesempatan, terlebih lagi berharap pada takdir dan kematian yang baik (husnul khotimah).
Turut hadir pada kegiatan Dzikir dan Pengajian ini antara lain KH Ali Masadi Wakil Rais Aam JATMAN, para tokoh agama serta ribuan jamaah dari berbagai daerah di tanah air. KH Ali Masadi menggunakan kesempatan pengajian tersebut dengan mengumumkan kepada para jamaah yang hadir agar menjadi tuan rumah yang baik pada saat pelaksaan pertemuan Ulama Sufi Dunia yang direncanakan akan berlangsung di Pekalongan pada tanggal 29 – 31 Agustus 2023 dan akan diakhiri dengan Pengajian Kliwonan berikutnya.