Anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI, Sidarto Danusubroto menjadi Pembicara dalam ‘Dialog Kebangsaan – Merawat Persatuan, Menghargai Perbedaan’ dengan masyarakat Indonesia di Hong Kong, yang terdiri dari Pimpinan Bank BUMN, Pengurus Indonesia Diaspora Network, Perhimpunan Pelajar Indonesia dan para profesional Indonesia, pada Senin, 17 April 2023.
Dalam paparannya, beliau menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) didirikan oleh Founding fathers untuk semua suku, etnis, agama, dan golongan yang ada di Indonesia. Bangsa dan Negara Indonesia bukan hanya untuk kalangan tertentu, namun menurut Bung Karno: “satu untuk semua, semua untuk satu, dan semua untuk semua”. Pemikiran Bung Karno ini sangat relevan dengan kondisi Indonesia sebagai bangsa yang pluralistik, multikultural, multietnik, dan multiagama. Jika ‘semua merasa untuk semua’ maka tidak akan ada suku, etnis atau agama yang merasa lebih berhak dari yang lain. Semua anak bangsa memiliki hak dan kewajiban yang sama.
Masyarakat Indonesia yang tinggal di Hong Kong tentunya juga sangat beragam, baik dari latar belakang suku, etnis, agama, sosial, politik, maupun bidang pekerjaan yang ditekuni, dan sebagainya. Mari kita kelola keberagaman itu menjadi kekuatan. Perbedaan itu sebenarnya sangat indah. Keindahan pelangi tercipta dari kombinasi warna yang berbeda. Musik orkestra terdengar merdu justru karena perpaduan beragam instrumen yang menghasilkan simphoni indah dan komposisi irama yang harmonis. Kebhinekaan ini jika dikelola dengan baik, dalam semangat persatuan dan persaudaraan, dapat menjadi kekuatan untuk memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara.
Walaupun tinggal di negara lain, masyarakat Indonesia memiliki tugas yang sangat penting, yaitu tanggungjawab untuk memperkenalkan, mempromosikan, dan menjelaskan tentang Pancasila, maupun kebhinekaan Indonesia. Dengan demikian, pemahaman tentang Pancasila, kebhinnekaan, maupun kondisi Indonesia secara komprehensif dapat dipahami oleh warga negara lain dengan baik dan benar, maupun warga negara Indonesia yang tinggal di Hong Kong. Sebagian diantaranya sudah lama menetap dan bahkan ada yang lahir di negara ini, sehingga kemungkinan informasi yang didapatkan tentang Pancasila dan kebhinnekaan Indonesia sangat terbatas. Oleh sebab itu harus terus digelorakan semangat cinta tanah air, nasionalisme, toleransi, dan kebhinnekaan.