Anggota Wantimpres, Sidarto Danusubroto menjadi pembicara dalam Webinar “Menjaga Keberagaman dan Toleransi di Indonesia” yang diselenggarakan secara daring oleh Perhimpunan Eropa untuk Indonesia Maju, Minggu (5/3).
Dalam paparannya Sidarto Danusubroto menyampaikan, “Kita patut bersyukur, bahwa Indonesia berhasil menjadi negara urutan ke-4 dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Namun ada tugas penting lainnya yang tidak boleh kita lupakan, yaitu melaksanakan Vaksinasi Ideologi, karena bangsa kita saat ini juga menghadapi serangan virus lain yang sangat ganas dan berbahaya, yaitu Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme (IRT).”
Menurut Bung Karno Indonesia didirikan “Satu untuk semua, semua untuk satu, dan semua untuk semua”. Pemikiran Bung Karno ini sangat relevan dengan kondisi Indonesia sebagai bangsa yang pluralistik, multikultural, multietnik, dan multiagama. Indonesia yang pluralistik, multikultural, multietnik, dan multiagama adalah suatu keniscayaan yang harus dirawat dan dijaga keharmonisannya.
Berbagai upaya dilakukan oleh pihak-pihak tertentu untuk merusak keharmonisan di Indonesia, dengan cara berusaha mengganti ideologi negara dengan ideologi yang lain.
Bentuk negara ingin diubah dengan bentuk yang sesuai dengan keinginan mereka. Demikian juga dengan kebhinekaan dianggap sebagai sesuatu yang harus dihilangkan dari bumi Indonesia. Oleh sebab itu, bangsa Indonesia harus memiliki fondasi yang kokoh dan benteng yang kuat, yaitu Pancasila, sebagai ideologi yang paling sesuai dengan jatidiri dan karakter bangsa.