Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Sidarto Danusubroto, memberikan sambutan pada Kampanye Lingkungan The Rising Tide pada hari Selasa (16/08/2022) di Jakarta. Kegiatan Solo Triathlon Bali–Jakarta “The Rising Tide” merupakan ajang untuk mengkampanyekan pelestarian lingkungan, dengan berenang, bersepeda dan berlari sejauh 1.293 km dari Bali ke Jakarta, selama 30 hari, sambil mengumpulkan sampah dari warga sekitar dan juga sampah yang berserakan di jalan.
The Rising Tide adalah Gerakan lingkungan yang berfokus untuk mendorong aksi kerjasama berbagai pihak dalam menciptakan ekosistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi game changer guna mengubah perilaku masyarakat dan menunjukkan komitmen Indonesia dalam pengelolaan sampah, khususnya sampah plastik, melalui pendekatan Economy Circular untuk Indonesia yang lebih baik dan merdeka dari sampah.
Acara ini merupakan sinergi/kerjasama antara Harmoni Indonesia, Puri Ageng Blahbatu, Mulung Parahita, TNI Angkatan Laut, Kementerian Lingkungan Hidup, Ikatan Dokter Indonesia, dan beberapa pihak lainnya. Acara ini juga turut dihadiri oleh Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M, Kepala Staf Angkatan Laut, Siti Nurbaya Bakar, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan ekonomi Kreatif.
Perjalanan Bali – Jakarta yang ditempuh atlet Triathlon, Yansyah dari Bali ke Jakarta, telah berhasil mengumpulkan lebih dari 68.000 kilogram sampah, yang nantinya akan di daur ulang, sehingga dapat dimanfaatkan kembali.
Presiden Soekarno dalam rapat raksasa di Istora, Jakarta, 22 Februari 1965 menyampaikan bahwa kebersihan adalah bagian dari kepribadian nasional. Ia bercerita bahwa kebiasaan hidup bersih sebenarnya tertanam kuat dalam perilaku leluhur rakyat Indonesia, yang ia kutip dari salah satu bagian dari kitab Nagarakertagama karya Mpu Prapanca.
Salah satu pesan Bung Karno yang juga harus selalu kita ingat dan wujudkan adalah “Aku tinggalkan kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia, dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya.”
