Peringkat Indonesia dalam perolehan US Patents di tingkat kesiapan teknologi yang dirilis oleh World Competitiveness Report 2015/2016 menyatakan tingkat kesiapan teknologi Indonesia di kawasan ASEAN berada di bawah Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina. Bahkan tingkat kesiapan teknologi di bidang teknologi informasi dan komunikasi, posisi Indonesia berada di bawah Vietnam.
Atas dasar tersebut, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Bapak Suharso Monoarfa, mengadakan Pertemuan Terbatas yang bertemakan “Penelitian dan Pengembangan di Indonesia” pada hari Selasa, 18 Juli 2017. Narasumber pada pertemuan tersebut adalah Dr. Muhammad Dimyati (Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kemenristekdikti), Dr. Trina Fizzanty (Kepala Pusat Penelitian dan Perkembangan IPTEK LIPI), Prof. Dr. Ir. Bambang Riyanto Trilaksono (Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi dan Kemitraan ITB), Prof. Dr. rer.nat Rosari Saleh (Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI), Prof. Dr. Suratman (Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UGM) serta Prof. Bahtiar Saleh Abbas Ph.D. (Wakil Rektor
Bidang Riset dan Transfer Teknologi Universitas Binus).
Dalam pertemuan tersebut, disampaikan bahwa kegiatan penelitian di Indonesia sangat rendah karena tidak ada payung hukum yang memadai untuk kegiatan penelitian tersebut. Selain itu, belum adanya komitmen nasional dalam bentuk perundang-undangan yang bersifat eksistensi serta tidak ada kebijakan strategis berbasis nasional untuk kepentingan jangka panjang. Untuk itu, diperlukan payung hukum untuk lembaga, kegiatan penelitian dan penelitinya, penguatan lembaga berbasis Keputusan Presiden yang harus diperkuat, serta perlunya instrumen kebijakan yang bersifat atraktif. (IND)