Daya Saing SDM Indonesia

Pada hari Selasa, 18 April 2017, Ketua WANTIMPRES, Prof. Dr. Sri Adiningsih mengadakan pertemuan dengan tema “100 Tahun Indonesia Merdeka 2045: Daya Saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia”. Pertemuan ini dihadiri oleh Prof. Dr. Prijono Tjiptoherijanto, Komisioner Komisi Aparatur Sipil Negara, Prof. Ahmad Erani Yustika, Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Bapak Indra Charismiadji Pengamat dan Praktisi Pendidikan serta Ibu Iftida Yasar, Ketua Komite Tetap Sertifikasi Kompetensi Tenaga Kerja, Kamar Dagang Indonesia.

Daya saing SDM Indonesia berdasarkan human development report berada pada peringkat ke 113 dari 140 negara, sedangkan berdasarkan data dari Innovation Indeks, Indonesia berada pada urutan ke 88 dari 128 negara. Dan menurut Global creativity indeks Indonesia berada pada peringkat 115 dari 139 negara. Data dari United Nation dikatakan bahwa anak-anak Indonesia good for doing nothing. Hal ini menjadi isu penting, apabila Indonesia terus seperti ini, apa yang akan terjadi dengan Indonesia dan bagaimana idealnya, serta bagaimana menutup gap tersebut.

Dalam pertemuan ini terungkap bahwa banyak faktor yang mempengaruhi daya saing SDM Indonesia antara lain berdasarkan data Tahun 2015, presentase penduduk belum/tidak pernah bersekolah di daerah perdesaan masih 9,96%, sedangkan di perkotaan sebesar 5,87% (BPS, 2017). Pada bulan Maret Tahun 2016, jumlah penduduk miskin di perdesaan mencapai 17,67 juta orang (14,11%), lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin perkotaan yang berjumlah 10,34 juta orang (7,79%). Pada Tahun 2005 hingga 2015, rasio gini desa rata-rata mengalami kenaikan. Pada 2005, rasio gini desa awalnya masih sebesar 0.26, namun pada Tahun 2015 telah mencapai 0,32. Kecukupan energinya secara umum sebesar 82% masing sangat kurang sehingga kapabilitas penduduk desa menjadi berkurang berpengaruh tingkat daya saing manusia Indonesia di peringkat 113. (e-why)

Search