Jakarta 21/02/17, Bapak Sidarto Danusubroto, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) mengadakan Pertemuan Terbatas (Pertas) tanggal 21 Februari 2017 dengan mengundang narasumber Bapak Bambang Kesowo, Sekretaris Negara periode 2001-2004; Ibu Eva Kusuma Sundari, Anggota Komisi XI DPR RI; Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, Gubernur Lemhanas; Bapak Helmi Fauzi. Dubes LBBP RI untuk Mesir dan Bapak Yudi Latif, Ketua Harian Pusat Studi Pancasila Universitas Pancasila. Tujuan diadakan Pertas ini adalah untuk mencari literatur yang tepat bagaimana pandangan Indonesia dan cita-cita Indonesia setelah perubahan 100 tahun ke depan. Hadir dalam Pertas Ibu Sri Adiningsih Ketua Wantimpres dan Bapak A. Malik Fadjar, Anggota Wantimpres.
Tema yang disampaikan Bapak Bambang Kesowo “Pembangunan dan Tata Kelola Pemerintahan untuk Mencapai Tujuan Nasional Indonesia seperti yang tertera pada Pembukaan UUD 1945” mengemukakan bahwa dinamika politik harus dapat mengakomodasi kebutuhan untuk menjawab problema dan meredam gejolak di sekitar aspek ideologi. Ibu Eva Kusuma Sundari mengambil tema “Tren Radikalisme dan Ekstremisme yang Meningkat” menyarankan agar strategi penguatan Pancasila harus menyasar pada budaya dan values masyarakat sehingga betul-betul dipahami maknanya. Sedangkan, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, Gubernur Lemhanas mengambil tema “Pemaknaan Pancasila Pasca Era Reformasi” dimaknai dengan perlunya perencanaan strategis 2045 yang lebih realistis, terutama terkait hal tujuan, aturan, serta kejelasan Pancasila itu sendiri, sesuai dengan kondisi saat ini, untuk mencegah perkembangan sektarianisme lebih lanjut. Selanjutnya Bapak Helmi Fauzi. Dubes LBBP RI untuk Mesir mengambil tema “Bagaimana Mempertahankan Ideologi Indonesia dari Radikalisme” memastikan dalam pengeluaran fatwa tidak didasari atas motif politik atau immediate interest yang bertentangan dengan Pancasila, sehingga diperlukan pembentukan internal secretaria. Dan, sebagai penutup Bapak Yudi Latif mengambil tema “Bagaimana Mempertahankan Ideologi Indonesia dari Radikalisme” mengatakan bahwa pengembangan Pancasila harus dilakukan dengan: 1) mengurangi fenomena the falling middle class dan the rising middle class dengan membangun ekonomi yang lebih kondusif 2) membangun dominant discourse (Pancasila) di ruang-ruang publik dengan membangun jejaring relawan Pancasila, dan 3) pengajaran nilai-nilai Pancasila dan agama harus berimbang serta berbobot.
Turut hadir dalam acara Pertas, Ibu Julie Trisnadewani, Sekretaris Anggota Wanimpres; Bapak Nunung Nuryantoro, Sekretaris Ketua Wantimpres; Bapak M. Maksum Isa, Sekretaris Anggota Wantimpres; Bapak M. Nasihin Hasan, Sekretaris Anggota Wantimpres; Mayjen TNI (Purn) I.G.K. Manila, Sekretaris Anggota Wantimpres, Bapak Mashudi Darto, Sekretaris Anggota Wantimpres; Bapak Djadjuk Natsir, Sekretaris Anggota Wantimpres, Bapak Chairil Abdini, Staf Ahli Anggota Wantimpres; dan Bapak Kamarullah Halim, Kepala Biro Data dan Informasi. (HRD)