Dewan Pertimbangan Presiden

DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN

Tol Laut

Kata ‘Laut’ pada “Tol Laut” menjadi bias karena seolah-olah urusannya adalah berhubungan dengan laut. Padahal, konsep Tol Laut ini adalah terkait usaha pendistribusian logistik (komoditas pokok dan barang penting lainnya) dari pabrik/sentra produksi sampai ke konsumen pengguna akhir, ter-utama masyarakat di kawasan Indonesia Timur, yang melibatkan intermoda yang meliputi di darat, laut dan udara. Terkait isu logistik, ada 2 hal yang berkorelasi dengan masalah disparitas dan menjadikan harga komoditi menjadi mahal, yaitu: 1) Kecilnya volume komoditi yang akan dikirimkan di sentra produksi sehingga membuat cost menjadi mahal; 2) Tidak tersedianya gudang penyangga yang memadai di titik akhir membuat pasokan logistik tidak tersedia setiap waktu.

Dalam rangka mendapatkan informasi terkini mengenai realitas dan implementasi kebijakan Presiden terkait dengan Tol Laut, Bapak Suharso Monoarfa, Anggota Wantimpres, mengadakan Diskusi Terbatas mengenai Tol Laut yang diselenggarakan pada hari Senin, 19 Desember 2016, di Kantor Wantimpres. Pertemuan ini turut dihadiri pula oleh Ibu Sri Adiningsih, Ketua Wantimpres. Bertindak sebagai narasumber pada diskusi tersebut adalah Prof. Dr. Ir. Dadan Umar Daihani, DEA. (Tenaga Profesional Bidang Sumber Kekayaan Alam, Lembaga Ketahanan Nasional), Ir. Muhammad Arif Wibowo, M.M. (Direktur Utama PT. Garuda Indonesia), Ir. Elfien Goentoro, M.B.A. (Direktur Utama PT. PELNI), Bapak Yuzon Erman, (Direktur Utama PT. Pos Logistik Indonesia), Bapak Ananta (Asosiasi Logistik Indonesia), Prof. Dr. Ir. Senator Nur Bahagia (Guru Besar Fakultas Teknologi Industri  Institut Teknologi Bandung/Anggota Dewan Pakar Asosiasi Logistik Indonesia), dan Drs. Pepen Supendi Yusup, M.Si. (Kepala Pusat Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan, Kementerian Perhubungan).

Disparitas merupakan persoalan mendasar yang perlu diselesaikan. Kesenjangan sosial ekonomi antara Wilayah Indonesia Bagian Barat dengan Wilayah Indonesia Bagian Timur, seperti di Papua, jika tidak dibenahi akan berdampak pada ketahanan nasional dan menggoyahkan stabilitas nasional. Tol laut  merupakan salah satu upaya untuk memangkas ketimpangan yang terjadi di Indonesia. Sistem distribusi logistik yang baik dan terintegrasi mulai dari produsen/sentra produksi hingga ke konsumen pengguna akhir (customer) dapat menekan biaya distribusi, dan membuat harga komoditi menjadi lebih murah. Oleh karenanya, perlu didefinisikan dengan baik siapa trade actor, provider, operator, regulator dan user-nya, serta dibenahi dengan baik logistic infrastructure, logistic network, dan policy and regulation-nya. (AD)

Search