Terobosan Energi Terbarukan

Pada hari Selasa, tanggal 6 Desember 2016, Open Hydro/DCNS Energy  dan PT. Air melakukan pertemuan dengan Bapak Suharso Monoarfa, Anggota Wantimpres di Ruang Rapat Kantor Wantimpres. DCNS adalah perusahaan Perancis yang bergerak di bidang pembangkit energi, sedangkan Open Hydro adalah perusahaan DCNS yang mengkhususkan diri dalam mendesain, membuat dan memasang turbin laut untuk menghasilkan energi terbarukan dari pasang surut air.

Teknologi kelautan yang dikembangkan berasal dari 3 sumber yaitu tidal, floating winds, dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion). Pengem-bangan energi yang paling memungkinkan untuk diterapkan di Indonesia adalah tidal energy. Dalam membangun tidal energy, DCNS mengembangkan desain untuk turbin khusus yaitu open centre turbine. Turbin ini yang akan menghasilkan listrik. DCNS tidak hanya mengembangkan turbin khusus tetapi juga turn key operation yaitu dengan memfasilitasi energi (listrik) yang dihasilkan ke daratan, melalui saluran khusus.

Di Indonesia, rencana pengembangan tidal energy bekerja sama dengan PT AIR, perusahaan Indonesia yang berfokus pada energi kelautan. PT AIR melakukan survey site dan industrial assessment. Dalam waktu dekat akan dilakukan MoU dengan PLN. Tahap pertama akan dilakukan adalah instalasi untuk energi 10MW pada Tahun 2019, dengan 5 turbin. Langkah selanjutnya akan dilakukan finalisasi site assessment surveys untuk mengetahui berapa banyak energi yang akan dihasilkan dan berapa
banyak turbin yang perlu dipasang, development process for pilot project, industrial assessment, formation of  independent power producer/IPP (bagaimana dan kemana energi listrik yang dihasilkan akan disalurkan), contract for engineering, procurement, construction and installation/EPCI, turbine manufacture, deployment & connection (dengan menggunakan sumber daya lokal).

Lokasi pertama yang akan dipasang turbin adalah Selat Bali karena lokasinya dekat dengan grid. Selat Bali sangat berpotensi untuk mengembangkan tidal energy, karena memiliki kedalaman yang sesuai untuk meletakkan turbin. Semakin banyak turbin yang di-install maka akan semakin murah biaya yang diperlukan. Jika turbin yang diproduksi banyak, maka biaya produksi dan infrastruktur bawah laut lainnya akan semakin murah. Energi dihasilkan dari current tidal digunakan untuk memprediksi jumlah energi yang diproduksi. Turbin dapat beroperasi 16 jam per hari. Dibandingkan dengan energi terbarukan lainnya, tidal energy memiliki jaminan bahwa energi (serta jumlahnya) dapat dihasilkan. Penggunaan local content sebesar 50% pada inisiasi awal, setelah berjalan maka akan ditingkatkan menjadi 70%. Tidal energy diharapkan dapat diproduksi secara efektif dan menghasilkan banyak energi listrik. Dengan demikian, diharapkan tarif listrik menjadi murah, dan pembangunan bisa dilakukan di daerah timur Indonesia. (e-why)

Search