2nd International Symposium The Application of Nuclear Technology to Support National Sustainable Development: Health, Agriculture, Energy, Industry, and Environment

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bapak Sidarto Danusubroto memenuhi undangan Kepala Pusat Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dan Pusat Sains dan Teknologi Akselerator terkait dengan “Hari Kebangkitan Teknologi Nasional – 21” HARTEKNAS, pada tanggal 9 Agustus 2016, di Surakarta. Dalam kesempatan tersebut, Beliau juga membuka kegiatan simposium internasional dengan tema “Isu Strategis Terkini Terkait Pembangunan Nasional untuk Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian”, yang salah satu rangkaian subtema-nya adalah “2nd International Symposium The Application of Nuclear Technology to Support National Sustainable Development: Health, Agriculture, Energy, Industry, and Environment” yang dipusatkan di Pemerintah Kota Surakarta pada tanggal 10-11 Agustus 2016.

Tujuan simposium tersebut adalah untuk mengetahui sampai sejauhmana aplikasi nuklir di bidang kesehatan, penelitian dan pengembangan Boron Neutron Cancer Capture Teraphy (BNCT) dapat mengurangi resiko kematian manusia yang disebabkan oleh penyakit kanker, dimana penyakit kanker memiliki resiko sebagai penyebab kematian terbesar kedua setelah penyakit jantung. Acara ini diprakarsai oleh Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA) BATAN Yogyakarta.

Dalam symposium, Bapak Sidarto Danusubroto mengatakan bahwa semua yang terkandung di tanah seperti BBM, batubara, suatu saat akan habis. Jadi harus dipikirkan bagaimana suatu hari nanti energi nuklir akan menjadi kebutuhan kita. Kita tidak perlu paranoid untuk kearah sana. Energi geotermal, solar sistem, angin, biomass tetap kita manfaatkan, nuklir untuk listrik sudah digagas lama oleh Presiden Soekarno. Ini berarti suatu kebutuhan untuk kita.

Sementara itu Kepala BATAN, Prof. Dr. Djarot Sulistio Wisnubroto, mengatakan bahwa ada berbagai hal yang bisa dilakukan dengan nuklir yaitu untuk ke-sehatan, pertanian, industri, lingkungan, dan energi. Saat ini nuklir menjadi unggulan di bidang pertanian karena bisa langsung dimanfaatkan oleh masyarakat. Contohnya, untuk menghasilkan benih-benih unggul berkualitas. Kemudian di bidang kesehatan yaitu produksi radioisotop. Lalu masalah lingkungan, misalnya membantu mengontrol polusi udara dengan teknologi nuklir. Ada juga bidang industri seperti untuk pengawetan makanan, sterilisasi peralatan. “Namun pemanfaatan nuklir untuk energi, BATAN masih menunggu keputusan pemerintah (Presiden, red)”, kata Djarot. Dalam hal pemanfaatan nuklir untuk listrik, Presiden Jokowi mengatakan bahwa BATAN harus menyusun roadmap menuju pemanfaatan nuklir untuk listrik. Selain itu disarankan untuk membangun reaktor daya riset yaitu reaktor yang bisa menghasilkan listrik tetapi bisa dilihat masyarakat, jadi semacam demonstration plant.

Puncak acara, dilanjutkan dengan penandatanganan memorandum kesepakatan tentang aplikasi nuklir untuk kesehatan. Penandatanganan dilakukan oleh anggota konsorsium BNCT, PT Kimia Farma, PT SEP, Bupati Gorontalo Utara, Bupati Landak, Bupati Seram, Bupati Halmahera Timur, dan Bupati Pegunungan Bintang. (HRD)

Search