Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mengimbau masyarakat mewaspadai penularan hand, foot and mouth disease (HFMD) atau flu singapura. Khususnya pada anak-anak berusia di bawah 10 tahun. Menurut dia, sampai 15 Maret 2024 kasus suspek flu singapura di Kota Yogyakarta mencapai 68 orang. Endang mengatakan penyebaran virus HFMD atau flu singapura dapat melalui kontak kulit, udara, pernapasan, cairan dari blister (benjolan kecil) atau tinja penderita, serta makan dan minum bersama.
Penularan, kata dia, juga dapat terjadi melalui cairan atau droplet dari hidung maupun tenggorokan yang keluar saat bersin, mengeluarkan air liur atau ludah yang terlempar ke udara saat batuk. Selain berpotensi menular pada anak usia di bawah 10 tahun, menurut dia, tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada anak remaja dan dewasa. Penderita flu singapura, kata dia, juga mengalami kurang nafsu makan, lesu, dan nyeri tenggorokan sehingga butuh asupan makanan yang tidak terlalu keras dan mudah dicerna.
Menurut dia, mobilitas dan interaksi saat Lebaran dan pasca-Lebaran meningkatkan faktor risiko penularan flu singapura itu. Karena itu, dia berharap para penderita tetap melakukan cuci tangan, menggunakan masker, sedangkan bagi warga yang sehat diimbau menggunakan masker saat berada di area publik. Apabila ada anak atau kerabat keluarga mengalami flu singapura, Endang berharap dapat melakukan isolasi mandiri, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti mencuci tangan dengan sabun, menutup mulut dan hidung bila batuk dan bersin, tidak mencium anak yang menderita HFMD, serta tidak menggunakan alat rumah tangga secara bersamaan.