Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan aktivitas pembabatan hutan secara besar-besaran yang dilakukan pada era kolonial telah menimbulkan sedimentasi yang menyebabkan Selat Muria menjadi daratan. Fenomena pendangkalan Selat Muria menjadi viral menyusul beredarnya foto-foto satelit selat itu di media sosial belakangan ini.
Eko menjelaskan, sejak abad ke-7 sampai sekarang, aktivitas pembabatan hutan maupun erosi terus terjadi di selatan Selat Muria maupun Lereng Gunung Muria. Material dari erosi itulah yang mengisi dataran Selat Muria. Sedimentasi itu muncul terbawa banjir yang terjadi akibat pembabatan hutan membuat selat semakin dangkal dan menghilang, sehingga Pulau Jawa menyatu dengan Pulau Muria. Menurutnya, umur daratan yang tergolong baru akibat proses sedimentasi membuat tanah belum kompak dan belum mengalami pemadatan yang sempurna. Tanah lunak tersebut menyebabkan bangunan menjadi mudah ambles.
Eko pun menegaskan, bahwa peristiwa banjir besar yang merendam Demak hingga Kudus tak ada kaitan dengan isyarat kemunculan kembali Selat Muria. Menurut Eko, banjir yang terjadi murni pengaruh alam akibat kondisi cuaca ekstrem.