Zalzilatul Hikmia, seorang pekerja di Jakarta keberatan dengan kenaikan harga tiket pesawat terbang menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445 H/2024. Mia rencananya akan menggunakan jalur udara pulang ke kampung halaman di Sidoarjo, Jatim. Mia pun masih berfikir untuk beralih menggunakan jalur darat dengan Bus, karena untuk kereta api tiketnya sudah habis. Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia, Alvin Lie menyebut kenaikan tiket pesawat jelang lebaran masih dalam batas wajar. Menurutnya, kenaikan tiket tersebut masih dalam koridor Tarif Batas Atas (TBA) yang sudah berlaku sejak 2019. Apalagi, katanya, Kementerian Perhubungan juga melakukan pengawasan rutin terhadap tiket pesawat.
Menurutnya, maskapai juga belum tentu untung dari kenaikan tiket tersebut. Pasalnya selain biaya operasional yang semakin mahal, sehabis mengantar penumpang mudik balik lagi ke Jakarta pesawat mereka sering kali sepi penumpang. Harga tiket pesawat lebaran memang menjadi sorotan setiap menjelang musim mudik lebaran. Maskapai wajib mematuhi tarif batas atas (TBA) yang telah ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan. Aturan soal TBA ini ditetapkan dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 106 Tahun 2019. Yakni tentang Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Maria Kristi Endah Murni menyebut pihaknya terus memantau penjualan tiket selama mudik lebaran ini. Setidaknya ada 5.856.966 kursi yang dijual oleh sejumlah maskapai di mana sudah 37 persen terjual atau 1.642.897 seat. Maria juga mengatakan ada 420 unit pesawat udara yang siap melayani pemudik di 2024 ini. Ia memperkirakan selama periode lebaran ini akan ada 4,4 juta penumpang pesawat alias naik 12 persen dibandingkan tahun lalu. Ada setidaknya 5 rute favorit pemudik. Mulai dari Jakarta (CGK)-Denpasar (DPS), CGK-Kualanamu (KNO), CGK-Surabaya (SUB), Jakarta-Makassar (UPG), dan CGK-Padang (PDG).