Jerman baru-baru ini meluncurkan uji coba empat hari kerja dalam seminggu selama enam bulan yang akan membuat karyawan 45 perusahaan di seluruh negara itu bekerja sehari lebih sedikit dalam sepekan dengan gaji yang sama. Inisiatif tersebut dipimpin oleh konsultan sumber daya Intraprenor yang bermarkas di Berlin, bersama dengan kolaborasi organisasi nirlaba 4 Day Week Global (4DWG).
Jan Buhren dari Intraprenor mengatakan kepada Kantor Berita Anadolu, krisis ekonomi di Jerman menyebabkan perubahan di pasar tenaga kerja sehingga perlu dilakukannya eksperimen empat hari kerja dalam sepekan. “Kami melihat perubahan di pasar tenaga kerja, perubahan permintaan tenaga kerja, kami melihat semacam krisis ekonomi di mana-mana, terutama di Jerman dan Eropa, dan hal ini memerlukan cara berpikir baru dalam bekerja,” kata Buhren.
Selama setahun terakhir, Jerman telah menyaksikan serentetan pemogokan pekerja sektor publik di seluruh negeri yang menuntut upah lebih tinggi dan kondisi kerja yang lebih baik. Mereka yang mendukung pekan kerja yang lebih pendek berharap bahwa bekerja empat hari dalam sepekan akan membuat pekerja lebih bahagia dan produktif pada saat Jerman sedang berkutat dengan pertumbuhan produktivitas yang lebih lambat dan kekurangan tenaga kerja. Buhren menambahkan, “Kami telah melihat bahwa mereka (staf) menjadi sangat kreatif dan menemukan cara untuk melenturkan cara bekerja dan waktu yang mereka habiskan untuk bekerja sehingga kerja empat hari bukan sembarangan kerja empat hari. Ada sekitar 12 mode berbeda yang yang telah kami lihat sejauh ini.”