Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, masalah perberasan saat ini menjadi konsentrasi utama Pemerintah di tengah melonjaknya harga yang diikuti dengan inflasi beras tertinggi. Arief menyebut, Presiden Joko Widodo dalam sidang kabinet paripurna terkait persiapan pangan Ramadhan dan Lebaran kemarin, telah memerintahkan percepat penambahan (top up) stok beras di Bulog dalam batas cukup di angka 1,4 juta ton.
Keputusan melakukan impor dibutuhkan demi ketersediaan pangan dan mencukupi seluruh kebutuhan masyarakat Indonesia. Sebab, menurutnya, stok Bulog level terakhir ada sekitar 800 ribu ton. Sedangkan sisa kuota impor tahun 2023 lalu yang masih dalam perjalanan sekitar 500-600 ribu ton. Namun ia memastikan keputusan impor beras ini dilakukan secara terukur agar tidak memberatkan masyarakat dan harga di petani tetap terjaga.
Selain itu, Pemerintah melalui Bulog juga akan terus membanjiri beras di pasar baik ritel modern maupun tradisional. Meski demikian, Arief mengakui dalam proses menyuplai beras di ritel khususnya, membutuhkan cukup waktu. “Karena memang kita perlu waktu untuk meng-convert dari 50 kilogram (kg) ke 5 kg dan mendistribusikan,” ujarnya. Arief pun memastikan ketersediaan beras ini akan cukup sampai lebaran. Kondisi ini lanjut Arief, diikuti dengan panen di beberapa wilayah yang menambah produksi beras nasional.