Menkes Dorong Kolaborasi dalam Edukasi Deteksi Dini Kanker

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya peran organisasi dalam mengedukasi masyarakat tentang deteksi dini kanker. Menurut Budi, strategi penanganan kanker harus bertumpu pada penguatan upaya deteksi lebih dini agar perawatannya lebih murah dengan hasil lebih baik. Hal itu disampaikan Menkes pada “Close the Cancer Care Gap; Delayed Diagnosis and Treatment in the National Cancer Management” yang diselenggarakan Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) sebagai rangkaian dari peringatan World Cancer Day 2024, di Jakarta, Ahad (18/2/2024).

Dalam pernyataan yang sama, Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) Dr dr Cosphiadi Irawan, SpPD-KHOM, FINASIM menjelaskan, berbagai laporan menunjukkan bahwa pada umumnya pasien kanker di Indonesia terdiagnosis pada stadium lanjut. Menurut dia, keterlambatan diagnosis disebabkan oleh multifaktor yang bisa berasal dari pasien serta sistem pelayanan kanker.

Selain itu, kata dia, kurangnya pemahaman masyarakat tentang kanker, gejala-gejalanya yang kadang tidak khas. Termasuk, masih kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya melakukan tindakan deteksi dini seperti Sadari untuk kanker payudara, berkontribusi pada keterlambatan diagnosis. Dia mengatakan bahwa perkembangan teknologi dan tata laksana kanker telah memberikan peluang kesembuhan bagi pasien kanker. “Sayangnya, sebagian besar pasien kanker di Indonesia masih belum bisa mendapatkan manfaat kemajuan tersebut secara optimal. Penegakan diagnosis masih sering terlambat, begitu juga dengan terapi,” ujar Cosphiadi.

Search