Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) mencatat harga pangan dunia mengalami penurunan pada 2023. FAO menyebut penurunan harga pangan terbesar terjadi pada komoditas biji-bijian dan minyak. FAO menyampaikan penurunan harga pangan dunia tak lepas dari berkurangnya kekhawatiran akan pasokan. Indeks harga sereal FAO yang turun 15,4 persen mencerminkan pasokan pasar global yang baik dibandingkan 2022, ketika harga melonjak setelah invasi Rusia ke Ukraina. Perang yang berkecamuk di antara Rusia dan Ukraina mengakibatkan terganggunya rantai pasok biji-bijian.
“Meskipun kekhawatiran terhadap pasokan gandum dan jagung mereda, hal sebaliknya terjadi pada beras karena dampak fenomena cuaca El Nino dan India yang membatasi ekspor. Harga beras melonjak 21 persen tahun lalu,” lanjut pernyataan FAO.
Ekonom dan pakar industri makanan Bruno Parmentier mengatakan harga pangan konsumen di banyak negara meningkat seringkali lebih cepat daripada tingkat inflasi, meskipun indeks FAO mengalami penurunan secara keseluruhan. Bruno menyampaikan indeks FAO mengukur harga pasar komoditas, dan mungkin memerlukan waktu cukup lama untuk menyaringnya hingga ke rak-rak supermarket. Biaya tersebut hanya mewakili sebagian kecil dari biaya produk akhir yang diproses.