Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan Indonesia sedang mengalami ledakan ekonomi digital. Potensi pertumbuhan ekonomi digital di Asia cukup tinggi. Berdasarkan penelitian Google, Temasek dan Bain, potensi pertumbuhan ekonomi digital di Asia sebesar 77 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun 2022 dan diperkirakan meningkat dua kali lipat menjadi 130 miliar dolar AS pada tahun 2025. Sebagian besar pertumbuhan tersebut didorong oleh e-Commerce, tetapi semakin banyak subsektor yang bertransformasi menjadi bagian dari ekonomi digital. Misalnya subsektor gim, musik, film, dan animasi.
Melihat pertumbuhan Gross Merchandise Value (GMV) e-Commerce di Indonesia, diperkirakan meningkat dari 59 miliar dolar AS pada tahun 2022 menjadi 95 miliar dolar AS pada tahun 2025. Saat ini, Indonesia membutuhkan 600 ribu talenta digital setiap tahun selama 9 tahun ke depan. Namun, negara hanya mampu menyediakan 400 ribu melalui sektor pendidikan. Artinya, ada kesenjangan 200 ribu yang perlu ditutupi setiap tahun dengan mengajak generasi muda menggunakan inovasi, penelitian, kecerdasan buatan, dan gamifikasi untuk mendidik mereka agar memiliki kecakapan maupun pengetahuan digital.
Ada tiga langkah yang hendak dilakukan untuk membawa Indonesia menjadi pusat kekuatan digital di kawasan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Pertama, berinvestasi di sektor pendidikan dan literasi digital guna mengembangkan kemampuan generasi muda sesuai yang dibutuhkan. Kedua, perlu berkolaborasi dan bermitra dengan berbagai pihak dari dalam negeri maupun internasional untuk memperluas jangkauan Indonesia ke kawasan Asia hingga seluruh dunia. Terakhir, generasi muda perlu diberikan dukungan, bimbingan, dan kesempatan dalam melakukan inovasi dan kreasi.