Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan penggilingan padi kesulitan memperoleh Gabah Kering Panen (GKP) yang baik. Hal itu menjadi salah satu penyebab yaitu terus naiknya harga beras di pasaran saat ini. “Kita kalau hari ini seperti ini artinya penggiling padi tidak dapat proper GKP,” ucap Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi saat melakukan pengecekan ketersediaan dan harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, Rabu (4/10/2023).
Arief menyebutkan ketersediaan gabah di tingkat penggilingan begitu dipengaruhi oleh produksi. Sementara masa tanam padi berikutnya baru akan dimulai pada bulan November 2023 mendatang. Hal itu seiring dengan mulai tersedianya air untuk mendukung pertanian yang didapat dari hasil tadah hujan. Karena kondisi itu, Arief memprediksi produksi padi ikut mundur.
“Karena kemarin Prof Rita BMKG menyampaikan baru ada air itu karena kita banyak tadah hujan nanti mulai November, Desember sehingga panennya akan mundur,” ucapnya. Di sisi lain, Arief memastikan pemerintah telah berupaya untuk menjaga agar harga beras tidak melonjak signifikan. Seperti melalui penyaluran beras murah Bulog lewat program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), bantuan pangan beras 10 kg dan Gerakan Pangan Murah (GPM).