Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Nathan Kacaribu memastikan APBN sampai saat ini masih bisa menopang kenaikan harga minyak dunia yang kembali melangit. Ia memastikan, pemerintah telah merancang APBN secara sehat dan memiliki mitigasi anggaran untuk menghadapi ketidakstabilan. “APBN kita desain dari awal untuk selalu antisipatif ya. Naiknya berapa, pasti kita ada buffer-nya. Jadi cukup kita lihat saja dulu ke depan bagaimana, APBN tidak masalah,” kata Febrio saat ditemui di International Geothermal Conference, Rabu (20/9/2023).
Pada rapat dengan DPR pekan lalu, Febrio juga mengatakan pemerintah perlu melakukan perubahan asumsi harga minyak mentah atau Indonesian Crude Price (ICP) serta lifting minyak dalam asumsi dasar makro RAPBN 2024. Ia mengusulkan asumsi ICP meningkat menjadi 82 dolar AS per barel dari yang sebelumnya 80 dolar AS per barel. Menurutnya, perubahan dalam asumsi dasar makro tersebut diperlukan guna memberikan APBN yang antisipatif, fleksibel, serta sehat. Hal itu mengingat posisi perekonomian Indonesia yang masih resilien, bahkan cenderung bertumbuh di tengah gejolak perekonomian global yang tak menentu.
“Perubahan itu tentunya mengantisipasi, terutama harga ICP, kita harapkan juga mengakomodir risiko yang memang kita lihat dalam harga ICP ke depan, mungkin harus kita siapkan antisipasi risikonya. Jadi, supaya APBN kita tetap forward looking,” kata Febrio. Patokan global, minyak mentah berjangka Brent bertengger di level 93,33 dolar AS per barel. Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS sebesar 90,45 dolar AS per barel.