Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Ariandi Putra mengatakan bahwa berdasarkan penelusuran yang dilakukan pihaknya, Internet Protocol (IP) address (alamat protokol internet) peretas akun Youtube DPR berasal dari Amerika Serikat. Ariandi menyebut BSSN akan melakukan penelusuran lebih lanjut terkait kemungkinan perang proxy (proxy war) atas tindakan peretasan tersebut. “Ini juga kita mau melihat dugaan-dugaan sementara, apakah ini menggunakan proxy war atau tidak,” ujarya.
Dia pun menyebut dugaan sementara masuknya peretasan ke akun YouTube DPR RI berasal dari software atau perangkat lunak bajakan yang terpasang di salah satu perangkat yang digunakan oleh salah satu admin pengelola media sosial akun Youtube DPR. Untuk itu, Ariandi mengatakan pihaknya akan melakukan penguatan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) di lingkungan Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR agar kejadian serupa tak kembali terulang.
Sementara itu, Kepala Biro Pemberitaan Parlemen Setjen DPR Indra Pahlevi mengatakan pihaknya akan membentuk gugus tugas (task force) pengelolaan seluruh akun media sosial di lingkup DPR dalam rangka penguatan untuk mengantisipasi masuknya serangan siber serupa di masa mendatang. Dia berharap pula ke depannya, Pusat teknologi dan Informasi (Pustekinfo) Setjen DPR akan menjadi master control untuk semua akun media sosial yang ada di lingkungan DPR. Indra menambahkan saat ini akun YouTube DPR RI sudah pulih meskipun belum seratus persen. Diharapkan dalam sepekan ke depan akun YouTube DPR dapat pulih seutuhnya untuk dapat kembali di akses publik.