Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Nugraha Mansury mengatakan Pemerintah Indonesia menargetkan pengurangan emisi hingga 31,9 persen pada 2030. Target ini merupakan upaya mandiri Indonesia dalam berkontribusi dalam pengurangan emisi.
Upayanya, kata Pahala, lewat pembangunan pembangkit listrik berbasis energi bersih. Indonesia memiliki potensi untuk membangun tenaga berbasis panas bumi sebesar 22 gigawatt (GW), tenaga air 75 GW, tenaga matahari dan biomassa 6,6 GW, serta tenaga angin 60,6 GW. Upaya pengurangan emisi juga dilakukan Indonesia lewat pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Pahala menjelaskan Indonesia sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia akan mengambil peran daam ekosistem kendaraan listrik di dunia.
Di sisi lain, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan sejak tahun lalu menambah porsi alokasi investasi hingga 750 juta dolar AS untuk proyek energi bersih. Bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB), Kanada banyak masuk ke proyek energi bersih di ASEAN. Salah satunya Indonesia, kata Trudeau, Kanada bersama ADB membangun jaringan listrik untuk masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Maluku. Kanada berkontribusi 20 persen dari total investasi untuk membangun pembangkit listrik ramah lingkungan.