Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengaku telah menutup izin impor barang secara langsung e-commerce atau perdagangan cross border. Langkah itu dilakukan sebagai respons atas banjirnya produk impor di e-commerce maupun social commerce. Ia mengatakan, siap menghadapi komplain dari para pengusaha atas langkahnya tersebut. Menurutnya, kondisi banjir impor di e-commerce harus segera ditangani, karena dikhawatirkan semakin merugikan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah.
“Kalau nggak (ditutup), habis kita. Ini serius, kalau dua-tiga konglomerat, masih bisa ajak komunikasi, tapi ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Habis itu UMKM kita yang pemain-pemainnya yang size volumenya sedikit, habis itu, setelah itu diakuisisi,” tutur dia. Menurutnya, langkah ini telah menjadi strategi dari para pemain besar global yang menjadi produsen di balik penjualan barang-barang murah impor di toko online. Setelah UMKM berjatuhan, barulah mereka menaikkan harga jualnya. “Jadi strategi mereka itu, kasih bangkrut dulu, kolaps dulu UMKM kita. Baru kemudian ia mainkan size yang lebih gede, baru harganya dinaikkan. Ini kan, saya rasa di forum yang tidak resmi nanti baru kita buka tabiatnya,” jelas dia.