Habib Luthfi Memimpin Kegiatan Dzikir dan Pengajian Kliwonan di Pekalongan

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Muhammad Luthfi Ali Yahya (Habib Luthfi) didampingi Hasbullah Ahmad, Sekretaris Anggota Wantimpres, memimpin kegiatan Dzikir dan Pengajian Kliwonan di Kanzus Sholawat, kota Pekalongan, Jawa Tengah pada hari Jumat (01/09/23). Pengajian Kliwonan yang berlangsung kali ini jatuh pada tanggal 15 Safar 1445 H, bulan kedua setelah Muharram dalam kalender Hijriah. Kata Safar sendiri berasal dari bahasa Arab ‘shifr’ yang artinya kosong atau pergi, merujuk pada kebiasaan masyarakat Arab dulu yang terbiasa bepergian meninggalkan rumah untuk mengumpulkan makanan ataupun untuk keperluan perang.

Dalam tausyiah singkatnya, Habib Luthfi menyampaikan makna sabar yang memiliki tiga tingkatan, yaitu tingkatan orang awam dimana orang awam dalam menghadapi maksiat tidak dengan menggunakan nafsunya melainkan dengan kearifan yang didapat melalui gurunya Diibaratkannya, menghadapi maksiat tanpa menggunakan kesabaran laksana api membara yang disiram minyak, tidak akan pernah padam. Seseorang yang mampu menggunakan kesabarannya dalam menghadapi maksiat maka akan menemukan hikmah dalam dirinya yang diberikan oleh Allah SWT. Kedua, sabarnya orang tingkat menengah dimana seseorang harus mampu mengendalikan kesabarannya dalam ketaatan. Pada tingkatan ini kesabaran diuji apabila seseorang merasakan doanya tidak dikabulkan. Dibutuhkan introspeksi terus menerus agar kesabaran semakin meningkat. Ketiga, sabarnya orang yang tertinggi dimana apabila seluruh keinginannya dipenuhi akan merasa takut dan khawatir kesabaran yang dimilikinya akan hilang. Menutup tausyiahnya, Habib Luthfi menghimbau jamaah yang hadir untuk tidak meniru kesabaran pada tingkatan tertinggi ini karena nanti akan berakibat menyalahkan tasawuf. Setiap manusia harus mampu mengukur kapasitasnya masing-masing.

Turut hadir pada kegiatan Dzikir dan Pengajian ini antara lain KH Ali Masadi Wakil Rais Aam JATMAN, para tokoh agama serta ribuan jamaah dari berbagai daerah di tanah air. Sebagian dari para ulama sufi dunia (masyaikh) yang menghadiri Konferensi Internasional Ulama Sufi Dunia juga turut menyempatkan diri hadir dan memberikan tausiyah pada pengajian kliwonan tersebut.

Search