Ketegangan di semenanjung Korea kembali memuncak belakangan. Setelah Korea Selatan dan sekutu melakukan latihan militer bersama, giliran Korea Utara melakukan simulasi serangan nuklir “bumi hangus” terhadap target-target di seluruh Korea Selatan, media pemerintah melaporkan pada Kamis (31/8/2023). Latihan serangan nuklir Korea Utara ini sebagai reaksi atas latihan perang sekutu yang dikatakannya sebagai rencana serangan nuklir pencegahan oleh Amerika Serikat. Laporan media pemerintah menjelaskan dengan detail yang tidak biasa bagaimana Korea Utara membayangkan potensi perang, termasuk membalas setiap serangan dengan menyerang Korea Selatan dengan senjata nuklir. Kemudian bagaimana Pyongyang mempersiapkan serbuan untuk menduduki wilayah yang telah diserang.
Pyongyang telah bersumpah untuk mencoba meluncurkan satelit lagi pada Oktober mendatang. Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang mengutuk peluncuran satelit tersebut sebagai provokasi dan pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang penggunaan teknologi rudal balistik oleh Korea Utara. Peluncuran pada Rabu malam itu terjadi sehari sebelum Korea Selatan dan AS mengakhiri latihan militer gabungan selama 11 hari. Latihan ini telah lama dikecam oleh Pyongyang sebagai latihan perang.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menekankan pentingnya peningkatan larangan terhadap uji coba nuklir. Dia mengimbau semua negara untuk meratifikasi Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif tanpa syarat. “Tahun ini, kita menghadapi peningkatan ketidakpercayaan dan perpecahan global yang mengkhawatirkan. Pada saat hampir 13 ribu senjata nuklir disimpan di seluruh dunia dan negara-negara berupaya meningkatkan akurasi, jangkauan, dan kekuatan penghancurnya ini adalah sebuah resep untuk dimusnahkan,” ujarnya dalam Hari Internasional Menentang Uji Coba Nuklir di Majelis Umum PBB pada 29 Agustus 2023.