Toleransi antarumat beragama merupakan kunci utama dalam mengelola perbedaan dan keragaman. Hal itu disampaikan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. “Toleransi merupakan kunci utama. Dalam mengelola perbedaan dan keragaman,” kata Menag Yaqut, Selasa (29/8/2023).
Bagi masyarakat Indonesia, kata Menag Yaqut, memperkuat budaya toleransi dan mempertahankan masyarakat majemuk yang terbuka. Ini merupakan satu garis lurus dengan keperluan dan agenda negara dalam melestarikan demokrasi dan menjamin Hak Asasi Manusia (HAM). “Pluralitas merupakan ciri kodrati dari tata realitas yang natural dan struktural. Oleh karena itu, penolakan terhadap pluralitas sesungguhnya berarti juga merupakan penyangkalan terhadap realitas,” ujarnya.
Menurut dia, Indonesia berpengalaman dalam memperlihatkan betapa pentingnya memperkuat budaya toleransi dalam demokrasi Indonesia. Mengingat kultur toleransi yang telah dibangun menyediakan kerangka dasar untuk kehidupan yang lebih adil bagi masyarakat yang pluralistik. Adapun sikap intoleran, menurut dia, justru semakin meminggirkan kaum yang lemah. Serta memperdalam jurang ketidakadilan dalam bermasyarakat.