Delegasi Indonesia walk out (WO) atau keluar dari forum di konferensi tingkat tinggi (KTT) Melanesian Spearhead Group (MSG) di Port Vila, Vanuatu, pada pekan lalu. KTT itu berlangsung pada 23-24 Agustus. Salah satu topik yang dibahas yakni keanggotaan Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat (ULMWP). Perwakilan RI, yang dipimpin Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury, meninggalkan forum saat pemimpin Papua Barat dan Ketua ULMWP, Benny Wenda, akan menyampaikan pidato.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Teuku Faizasyah menerangkan Indonesia tak bisa menerima seseorang yang seharusnya bertanggung jawab atas aksi-aksi kekerasan bersenjata di Papua, termasuk penculikan, diberi kesempatan berbicara di forum yang terhormat. Lebih lanjut, Faizasyah menerangkan WO merupakan tindakan yang biasa dalam dunia diplomasi. Faizasyah juga memberi contoh sejumlah negara Barat yang keluar dari forum saat delegasi Rusia tengah berbicara.
Usai KTT MSG rampung, Kemlu RI merilis pernyataan bahwa forum tersebut menolak ULMWP menjadi anggota. Kemlu lalu menegaskan bahwa keanggotaan MSG hanya untuk negara yang berdaulat. Dalam rilisnya, mereka juga menyatakan ULMWP menyalahgunakan forum MSG untuk menjustifikasi tindak kekerasan yang dilakukan kelompok yang berafiliasi dengan milisi itu.