Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memprioritaskan pencarian para penderita tuberkulosis (TBC) di daerah kumuh yang padat penduduk. Hal itu dilakukan karena warga yang tinggal di daerah tersebut minim literasi tuberkulosis. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi berkomitmen mempercepat eliminasi penyakit TBC dilakukan melalui berbagai langkah. Mulai dari menggencarkan surveilans atau deteksi, pengobatan, hingga pemberian vaksin. “Penanganan kasusnya dilakukan seperti Covid-19. Kalau ada yang sakit kita lakukan tracing,” ujarnya.
Ia mengungkapkan jika dalam tracing ini ditemukan ada yang sakit maka segera diobati. Tetapi kalau tidak sakit, maka dicek lagi apakah orang itu mengalami infeksi laten tuberkulosis. Diketahui, Indonesia masih menjadi negara dengan pengidap tuberkulosis terbesar kedua di dunia. Setelah India, dengan jumlah kasus diperkirakan mencapai 969 ribu per tahun.
Selain itu, sampai sebelum Covid-19, paling banyak bisa teridentifikasi 545.000-an. Jadi sisanya 400.000 itu tidak terdeteksi, padahal ini penyakit menular dan bisa menular ke mana-mana. TBC di Indonesia dan Global masih menjadi masalah kesehatan yang utama. Penyakit ini merupakan satu dari 10 penyebab utama kematian dunia. Indonesia berkomitmen untuk mencapai eliminasi TBC pada tahun 2030. Dengan target insiden rate 65/100.000 penduduk dengan angka kematian 6/100.000 penduduk.