Institute for Development of Economics and Finance (Indef) melakukan riset di media sosial terkait subsidi kendaraan listrik. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan pada 8-12 Mei 2023, sebanyak 67,17 persen warganet meminta pemerintah mengalihkan subsidi kendaraan listrik. Dalam riset tersebut, Indef mengumpulkan 18.921 pembicaraan terkait subsidi kendaraan listrik dari sekitar 15.319 akun. Data Analyst Continuum Indef Wahyu Tri Utomo mengatakan, warganet meminta pemerintah menggeser subsidi kendaraan listrik dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum berbasis listrik.
Menurut warganet, kata dia, subsidi kendaraan listrik berpotensi tidak tepat sasaran, bahkan hanya menguntungkan segelintir pihak. Sebaliknya, pengalihan subsidi kendaraan listrik akan mendatangkan berbagai manfaat bagi masyarakat. Hasil riset juga menunjukkan sebanyak 85,8 persen warganet mengkritik, bahkan menolak kebijakan subsidi kendaraan listrik. Wahyu menjelaskan, penolakan ini dilayangkan warganet dengan alasan yang beragam. “Sebanyak 80 persen masyarakat internet tak sepakat dengan subsidi listrik karena pembeli mobil listrik tidak butuh subsidi,” ujar dia.
Berdasarkan temuan tersebut, sebanyak 58,6 persen kebijakan subsidi listrik dianggap hanya akan menguntungkan pihak tertentu. Wahyu menyebutkan, sebagian pihak yang disebutkan dalam konteks subsidi listrik merupakan kelompok yang berasal dari kelas ekonomi menengah ke atas. Selain adanya kecurigaan bahwa kebijakan subsidi kendaraan listrik hanya menguntungkan beberapa pihak, menurut Wahyu, penolakan juga dilontarkan warganet karena adanya anggapan bahwa kendaraan listrik tidak mengurangi polusi secara signifikan. Ada juga pandangan bahwa pasar kendaraan listrik sudah cukup besar tanpa adanya subsidi.