Survei yang diselenggarakan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menunjukkan bahwa 34,8 persen pemilih muda menginginkan sosok pemimpin yang jujur dan tidak korupsi. Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Arya Fernandes mengatakan, temuan ini berbeda dari dua pemilu sebelumnya, di mana publik lebih banyak menginginkan pemimpin yang merakyat dan sederhana.
Arya menuturkan, kriteria pemimpin merakyat dan sederhana hanya dipilih oleh 15,9 persen, diikuti oleh ketegasan/berwibawa (12,4 persen), prestasi saat memimpin (11,6 persen), pengalaman memimpin (10,1 persen), kecakapan memimpin (6,7 persen), taat beragama (4,1 persen), dan cerdas/pintar (3,6 persen). Arya melanjutkan, survei ini juga menemukan bahwa ada tiga kompetensi utama yang dinilai responden perlu dimiliki oleh presiden pada 2024 mendatang.
“Yang pertama adalah soal kemampuan untuk membuat perubahan, jadi 28,7 anak-anak muda menyatakan bahwa kompetensi yang dibutuhkan ke depan adalah kemampuan untuk membuat perubahan ke depan,” kata Arya. Kedua, 21 persen responden berpandangan bahwa pemimpin yang dibutuhkan adalah pemimpin yang mampu memimpin di tengah situasi krisis. Menurut Arya, hal ini tidak lepas dari kondisi pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir yang membutuhkan seorang pemimpin yang bisa memimpin di masa krisis. “Dan ke depan tidak menutup kemungkinan juga akan ada krisis-krisis yang akan kita hadapi, baik krisis di bidang kesehatan, krisis di bidang lingkungan, energi, ketahanan pangan dan segala macam,” ujar Arya. Sedangkan kompetensi ketiga yang dipandang perlu dimiliki pemimpin adalah mampu membuat kebijakan yang inovatif.