Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sedang menyusun pengembangan destinasi pariwisata aman bencana. Hal ini dilakukan sebagai upaya mitigasi kondisi darurat yang menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Menparekraf Sandiaga Uno menyampaikan untuk pengembangan pariwisata aman bencana itu, pihaknya akan berkolaborasi dengan kementerian dan lembaga. Dengan program yang dirancang itu maka perlu dilakukan penerapan manajemen pengunjung. Ia menegaskan tidak ingin musibah yang terjadi di Itaewon Korea Selatan, terjadi di destinasi wisata Indonesia nantinya.
Selain itu, Menparekraf juga menekankan pentingnya mengelola manajemen atraksi dalam sebuah pertunjukan. Ia merujuk pada beberapa konser yang telah di-manage dengan baik, antara lain konser Deep Purple di Solo serta Blackpink di Jakarta. Menurut Sandiaga, hal yang terpenting lain adalah perlunya daya dukung lingkungan atau carrying capacity. Dia tidak ingin sebuah event mengalami kelebihan kedatangan pengunjung atau membludak.
Menurut Sandi, untuk mengantisipasi hal tersebut perlu ada crisis center di setiap destinasi. Terkait masalah ini, Kemenparekraf telah berkolaborasi denga Disaster Risk Reduction UI (DRRC UI), salah satunya utuk meningkatkan kualitas desa wisata. Sehingga ia pun meyakini destinasi wisata seperti desa wisata itu akan berkelas dunia meskipun berada di pedesaan. Nantinya proses penilaian kerusakan, kerugian dan kebutuhan akan melalui kebutuhan pascabencana atau Disaster Needs Assessment seperti terjadi di Cianjur kemarin. Menparekraf menargetkan pada tahun 2023 ini pengurangan risiko bencana ini harus diprioritaskan karena banyaknya jumlah bencana.