Pemerintah terus berkomitmen mendukung sektor perkebunan kelapa sawit. Salah satunya melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) atau replanting. Pelaksanaan program PSR dengan penggunaan bibit unggul dan penerapan Good Agriculture Practice (GAP), dinilai akan meningkatkan produksi kelapa sawit tanpa harus melakukan pembukaan lahan baru. Maka dapat meningkatkan pendapatan pekebun rakyat secara optimal.
Dari sisi penyerapan tenaga kerja, perkebunan sawit bisa menyerap secara langsung 16 juta tenaga kerja, baik yang kerja langsung di kebun maupun yang men-support. perusahaan kelapa sawit pun mampu meningkatkan nilai tambah produk. Sekaligus berkontribusi besar pada penerimaan devisa nonmigas pada 2022 sebesar 12,76 persen.
Implementasi peremajaan sawit rakyat yang dirancang guna meningkatkan kesejahteraan pekebun sawit, baik plasma maupun swadaya telah mendapat dukungan dan menjadi komitmen pemerintah sejak 2015. Hanya saja hingga 2022, luas penanaman program PSR baru mencapai 200 ribu hektar dari target 540 ribu hektar pada 2024. Airlangga menuturkan, demi mempercepat pencapaian target PSR, pemerintah membuka akses peremajaan sawit melalui skema kemitraan. Skema itu berupa suatu bentuk kerja sama yang saling menguntungkan antara pekebun dan perusahaan mitra disertai pembinaan dan pengembangan yang bersifat saling memperkuat. Lalu guna mencapai target tersebut, terdapat beberapa syarat utama yang harus dipenuhi. Diantaranya, benih yang digunakan dalam peremajaan kebun kelapa sawit rakyat harus tersertifikasi.