Kepala Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi penurunan angka kemiskinan rendah, terjadi lantaran ada disrupsi dalam kehidupan perekonomian. Dia mengatakan penurunan kemiskinan tidak signifikan lantaran pembentukan lapangan kerja juga tidak linear dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini karena ada perubahan distribusi pekerjaan pasca pandemi Covid-19.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin, 6 Februari 2023, mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,31 persen. Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah perlambatan ekonomi global ini tercapai berkat tingginya pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2022 yang naik. Sementara ihwal angka kemiskinan, berdasarkan data BPS, persentase penduduk miskin pada September 2022 tercatat sebesar 9,57 persen atau meningkat 0,03 persen poin terhadap Maret 2022 dan menurun 0,14 persen terhadap September 2021. Sedangkan jumlah penduduk miskin pada September 2022 sebesar 26,36 juta orang atau meningkat 0,20 juta orang terhadap Maret 2022 dan menurun 0,14 juta orang terhadap September 2021.