China menyatakan bahwa pembatasan perjalanan yang diberlakukan beberapa negara terhadap warganya bermotivasi politik dan memperingatkan akan membalasnya. “Pemerintah China dengan tegas menentang upaya untuk memanipulasi langkah-langkah pencegahan dan pengendalian epidemi untuk tujuan politik, dan akan mengambil langkah-langkah yang sesuai dengan prinsip timbal balik,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning seperti dikutip dari BBC, Rabu (4/1/2023).
AS membela persyaratan pengujiannya, dengan mengatakan bahwa pendekatannya didasarkan semata-mata dan secara eksklusif pada sains. Sedangkan Badan pencegahan penyakit Uni Eropa (UE) dan Kepala Petugas Medis Australia sama-sama berpendapat bahwa tingkat vaksinasi dan kekebalan yang tinggi mengurangi ancaman yang ditimbulkan oleh Covid-19. Namun terlepas dari itu, negara-negara – termasuk di UE – telah memberlakukan pengujian untuk kedatangan orang China.
Pembaruan Covid harian terakhir yang dirilis oleh pemerintah China, pada 24 Desember, melaporkan kasus Covid-19 harian kurang dari 5.000 kasus. Tetapi beberapa analis mengklaim beban kasus harian Covid-19 di China sudah lebih dari dua juta, dan dapat mencapai puncaknya menjadi empat juta kasus per hari pada bulan ini. Dugaan tidak akuratnya data terkait kasus Covid harian di China ini menyebabkan lebih dari selusin negara mengumumkan pengujian Covid pada kedatangan wisatawan dari China.