Kasus Gangguan Ginjal Akut Terus Menurun Sejak 18 Oktober

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan kasus gagal ginjal akut menurun signifikan sejak 18 Oktober 2022. “Penambahan kasus baru gagal ginjal akut dan jumlah kematian setelah tanggal 18 Oktober 2022 menurun jauh dibandingkan dengan sebelum tanggal 18 Oktober 2022,” kata Juru Bicara Kemenkes Muhammad Syahril dalam keterangannya, Sabtu (5/11).

Penurunan kasus gagal ginjal akut tidak hanya terjadi pada kasus harian, tapi juga terjadi pada kasus yang dirawat dan kasus kematian. Bahkan ada daerah yang seluruh kasusnya telah sembuh. Menurut Syahril, penurunan kasus gagal ginjal akut tersebut dipengaruhi beberapa hal. Salah satunya kebijakan pemerintah yang melarang memberikan obat sirup yang diduga mengandung unsur kimia etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) untuk anak. Sebagai gantinya, masyarakat bisa memberikan obat dalam bentuk sediaan lain seperti tablet, kapsul, suppositoria (anal), atau lainnya.

Penurunan tren kasus dan kematian, lanjut Jubir Syahril turut dipengaruhi oleh pemberian obat penawar GGA yakni Fomepizole yang diberikan secara gratis sebagai bagian dari terapi/pengobatan pada pasien gangguan ginjal akut. Obat tersebut telah diujicobakan pada pasien gangguang ginjal akut yang dirawat di RSCM Jakarta. Hasilnya, sebagian besar pasien mengalami perbaikan yang signifikan. Melihat perkembangan yang baik ini, Kemenkes terus berupaya mendatangkan obat injeksi Fomepizole dari berbagai negara sebagai langkah mitigasi penyakit gangguan ginjal akut.

Search