Subvarian Omicron XBB kini disebut-sebut jadi biang kerok melonjaknya angka kasus Covid-19 di sejumlah negara, termasuk Thailand dan Singapura. Meski dikabarkan sangat menular, karakteristik subvarian Omicron XBB ini kemungkinan tidak lebih ganas dari gelombang virus sebelumnya. Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa sejauh ini subvarian Omicron XBB belum terdeteksi di Indonesia. Namun, demi mencegah subvarian tersebut mendominasi di Indonesia, berbagai upaya perlu untuk dilakukan.
Kemudian, Kemenkes masih terus memantau kasus Covid-19, dari yang sedang hingga yang berat di rumah sakit. Nadia mengatakan jika kasus meningkat, tracing lebih lanjut perlu dilakukan pada kontak dekat. Nadia juga mengimbau agar masyarakat tetap mau untuk melakukan testing, baik secara mandiri maupun saat tracing untuk mencegah menyebarnya subvarian terbaru ini. Hal ini dilakukan agar kasus bisa terdeteksi dini dan bisa dilakukannya pencegahan dengan baik.
Hingga saat ini, gejala yang dilaporkan dari subvarian Omicron XBB memang cenderung ringan. Salah satunya dilaporkan oleh Departemen Kesehatan Singapura, yang kini tengah mengalami lonjakan akibat subvarian tersebut. Gejala yang dilaporkan umumnya ringan, terutama pada mereka yang telah mendapatkan suntikan vaksin. Beberapa gejala yang dialami di antaranya: sakit tenggorokan, batuk pilek, dan demam ringan. Meski gejalanya tergolong ringan, masyarakat diimbau untuk tetap waspada lantaran diduga lebih menular dibandingkan subvarian lainnya.