Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria mengatakan telah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait prakiraan cuaca di Bogor, Jawa Barat.
Langkah ini diambil usai seorang mahasiswi bernama Adzra Nabila dinyatakan meninggal dunia usai hilang terseret arus banjir di Bogor pada 11 Oktober lalu. Selain itu, koordinasi dengan BMKG memiliki tujuan untuk menyesuaikan metode pembelajaran mahasiswa jika terjadi cuaca ekstrem di wilayah Bogor.
Arif melanjutkan bahwa proses pembelajaran mahasiswa bisa dilakukan tanpa tatap muka. Pilihan lain adalah dengan mengatur jadwal kuliah mahasiswa. Dengan demikian, adanya risiko dari dampak cuaca ekstrem, baik bagi mahasiswa dan dosen, bisa menurun. Selain berkoordinasi dengan BMKG dan menyesuaikan metode pembelajaran, Arif juga menuturkan bahwa pihak kampus akan terus melakukan pengecekan kondisi pohon-pohon di Kota Bogor dan di dalam kampus IPB. Langkah ini diambil sebagai bentuk antisipasi pohon tumbang akibat cuaca ekstrem.
Adzra Nabila dinyatakan hilang usai terjatuh di gorong-gorong dan terseret arus banjir di Jalan Dadali, Kota Bogor, pada 11 Oktober lalu. Penemuan jenazah Azra oleh tim SAR Jakarta Barat pada Ahad (16/10) pukul 8.00 WIB.